Apakah roh orang mati itu bisa gentayangan dan mengganggu manusia?
Seringkali kita dicekoki oleh film-film horor tentang arwah yang gentayangan karena mati penasaran, kemudian menghantui orang-orang bahkan bisa mebunuh.Memang sebuah film hanyalah tak lebih sebuah entertain atau hiburan belaka, namun terkadang ini seperti penanaman kepercayaan yang salah karena ditayangkan bertubi-tubi.
Ketahuilah Hanya Sedikit sekali ilmu yang Allâh berikan pada manusia tentang ruh. Maka berhati-hatilah, karena syaithân golongan jin berusaha menyelewengkan akidah umat ini, misalnya khurafat dari mulut ke mulut tentang ‘ruh gentayangan’. Padahal, seandainya ‘ruh gentayangan’ itu memang ada, maka yang paling memungkinkan adalah jelmaan jin yang bermaksud menyesatkan akidah umat.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isrâ’ [17]: 85)
Dalam tafsir al-Muntakhab dikatakan:
الروح من علم ربى الذى استأثر به ، وما أوتيتم من العلم إلا شيئاً قليلاً فى جانب علم الله تعالى
“Al-Ruh termasuk ruang lingkup ‘ilmu Allah, dan Allah tidak memberitahu manusia tentang ini melainkan hanya sedikit saja dari ilmu-Nya”
Menafsirkan penggalan ayat: مِنْ أَمْرِ رَبّى “(ruh) termasuk urusan Rabb-ku”. Dipaparkan dalam tafsir al-Muyassar:
أي من شأنه وعلمه الذي استأثر به ولم يعلمه غيره
“Yakni termasuk urusan Allah dan lingkup ilmu-Nya dan tidak ada yang mengetahui tentang ruh selain Allah.”
Ruh termasuk perkara ghayb. Oleh karena itu, berbicara tentang ruh harus merujuk pada dalil yang pasti (qath’iy) yakni al-Qur’an dan hadîts mutawâtir.
Imam al-Zamakhshariy dalam tafsirnya menuturkan:
أي من وحيه وكلامه ، ليس من كلام البشر
“Yakni berdasarkan wahyu dan kalam-Nya (al-Qur’an), bukan berdasarkan perkataan manusia.”
Maka, keyakinan adanya roh gentayangan merupakan keyakinan khurafat yang dibatalkan Islam. Unutk itu hati-hatilah terhadap kedustaan atau klaim dukun yang mengaku mampu menjembatani komunikasi antara manusia dengan roh orang yang sudah meninggal.
Apalagi atraksi sulap panggung yang baru-baru ini dilakukan oleh orang yang mengaku bisa mengeluarkan ruhnya, dan kemudian ruh orang tersebut bisa melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya.Hanya sedikit ilmu yang Allah berikan kepada manusia tantang ruh, maka sebagai umat islam yakinlah, bahwa yang dia lakukan diatas panggung tersebut hanyalah aksi tipuan yang membodohkan belaka.
Di sisi lain, tidak ada satu pun dalil-dalil qath’iy yang memahamkan kita bahwa ruh yang keluar dari jasad manusia bisa bergentayangan, apalagi menampakkan diri menghantui orang-orang yang masih hidup.
غول: قال الإمام أبو السعادات المبارك بن محمد المعروف بابن الأثير الجزري في نهاية الغريب في الحديث: “لا غول ولا صفر” الغول: أحد الغيلان، وهي جنس من الجن والشياطين
“Ghuul: Imam Abu al-Sa’adah al-Mubarak bin Muhammad yang dikenal dengan nama Ibn al-Atsir al-Jazariy dalam kitab Nihayatul Ghariib fii al-Hadiits menuturkan: (tidak ada hantu gentayangan dan tidak ada tabu di bulan safar). Al-Ghul: termasuk jenis bangsa jin dan syaithan-syaithan.”
وقيل: معنى “لا غول” ليس نفيًا لوجود الغول، بل هو إبطال لزعم العرب في تلونه بالصور المختلة واغتياله
“Dan dikatakan: “tidak ada hantu gentayangan” dalam hadits ini Rasul tidak menafikan keberadaan makhluk ini, namun beliau membatalkan persangkaan orang-orang ‘arab yang menceritakan tentangnya dalam beragam bentuk dan diyakini bisa membunuh.”
Seluruh penjelasan di atas, serupa dengan keterangan dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi. Penulisnya pun menuturkan:
قلتُ : الْأَمْرُ كَمَا قَالَ الْجَزَرِيُّ لَا شَكَّ فِي أَنَّهُ لَيْسَ الْمُرَادُ بِقَوْلِهِ : ” لَا غُولَ ” ، نَفْيُ وُجُودِهَا ، بَلْ نَفْيُ مَا زَعَمَتْ الْعَرَبُ مِمَّا لَمْ يَثْبُتْ مِنْ الشَّرْعِ
“Saya katakan: hal ini sebagaimana dinyatakan Imam al-Jazariy bahwa tidak ada keraguan bahwa yang dimaksud dalam hadits ini: “tidak ada ghul” bukan menafikan keberadaannya, namun membatalkan persangkaan-persangkaan orang-orang arab yang tidak ditetapkan syari’at (bertentangan dengan islam).”
Maka tidak ada roh gentayangan, semua manusia yang wafat akan kembali kepada Allâh (tidak ditemukan informasi dalil-dalil yang menyatakan roh bisa bergentayangan):
Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. al-Sajdah [32]: 11), Lihat pula QS. Fushshilat [41]: 30, QS. Al-Fajr [89]: 27-30, QS. Al-An’âm [6]: 93, QS. Al-Mu’minûn [23]: 99-100.(http://irfanabunaveed.wordpress.com/2013/01/09/benarkah-cerita-tentang-roh-gentayangan-meluruskan-khurafat-di-masyarakat/).Wallaahu a’lam bi al-shawaab
Ketahuilah Hanya Sedikit sekali ilmu yang Allâh berikan pada manusia tentang ruh. Maka berhati-hatilah, karena syaithân golongan jin berusaha menyelewengkan akidah umat ini, misalnya khurafat dari mulut ke mulut tentang ‘ruh gentayangan’. Padahal, seandainya ‘ruh gentayangan’ itu memang ada, maka yang paling memungkinkan adalah jelmaan jin yang bermaksud menyesatkan akidah umat.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isrâ’ [17]: 85)
Dalam tafsir al-Muntakhab dikatakan:
الروح من علم ربى الذى استأثر به ، وما أوتيتم من العلم إلا شيئاً قليلاً فى جانب علم الله تعالى
“Al-Ruh termasuk ruang lingkup ‘ilmu Allah, dan Allah tidak memberitahu manusia tentang ini melainkan hanya sedikit saja dari ilmu-Nya”
Menafsirkan penggalan ayat: مِنْ أَمْرِ رَبّى “(ruh) termasuk urusan Rabb-ku”. Dipaparkan dalam tafsir al-Muyassar:
أي من شأنه وعلمه الذي استأثر به ولم يعلمه غيره
“Yakni termasuk urusan Allah dan lingkup ilmu-Nya dan tidak ada yang mengetahui tentang ruh selain Allah.”
Ruh termasuk perkara ghayb. Oleh karena itu, berbicara tentang ruh harus merujuk pada dalil yang pasti (qath’iy) yakni al-Qur’an dan hadîts mutawâtir.
Imam al-Zamakhshariy dalam tafsirnya menuturkan:
أي من وحيه وكلامه ، ليس من كلام البشر
“Yakni berdasarkan wahyu dan kalam-Nya (al-Qur’an), bukan berdasarkan perkataan manusia.”
Maka, keyakinan adanya roh gentayangan merupakan keyakinan khurafat yang dibatalkan Islam. Unutk itu hati-hatilah terhadap kedustaan atau klaim dukun yang mengaku mampu menjembatani komunikasi antara manusia dengan roh orang yang sudah meninggal.
Apalagi atraksi sulap panggung yang baru-baru ini dilakukan oleh orang yang mengaku bisa mengeluarkan ruhnya, dan kemudian ruh orang tersebut bisa melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya.Hanya sedikit ilmu yang Allah berikan kepada manusia tantang ruh, maka sebagai umat islam yakinlah, bahwa yang dia lakukan diatas panggung tersebut hanyalah aksi tipuan yang membodohkan belaka.
Di sisi lain, tidak ada satu pun dalil-dalil qath’iy yang memahamkan kita bahwa ruh yang keluar dari jasad manusia bisa bergentayangan, apalagi menampakkan diri menghantui orang-orang yang masih hidup.
Tentang ‘hantu’, islam telah menjelaskannya sebagai berikut:
Dalam kitab Tahdziib al-Asmaa’ wa al-Lughaat, Imam al-Nawawi menjelaskan:
غول: قال الإمام أبو السعادات المبارك بن محمد المعروف بابن الأثير الجزري في نهاية الغريب في الحديث: “لا غول ولا صفر” الغول: أحد الغيلان، وهي جنس من الجن والشياطين
“Ghuul: Imam Abu al-Sa’adah al-Mubarak bin Muhammad yang dikenal dengan nama Ibn al-Atsir al-Jazariy dalam kitab Nihayatul Ghariib fii al-Hadiits menuturkan: (tidak ada hantu gentayangan dan tidak ada tabu di bulan safar). Al-Ghul: termasuk jenis bangsa jin dan syaithan-syaithan.”
وقيل: معنى “لا غول” ليس نفيًا لوجود الغول، بل هو إبطال لزعم العرب في تلونه بالصور المختلة واغتياله
“Dan dikatakan: “tidak ada hantu gentayangan” dalam hadits ini Rasul tidak menafikan keberadaan makhluk ini, namun beliau membatalkan persangkaan orang-orang ‘arab yang menceritakan tentangnya dalam beragam bentuk dan diyakini bisa membunuh.”
Seluruh penjelasan di atas, serupa dengan keterangan dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi. Penulisnya pun menuturkan:
قلتُ : الْأَمْرُ كَمَا قَالَ الْجَزَرِيُّ لَا شَكَّ فِي أَنَّهُ لَيْسَ الْمُرَادُ بِقَوْلِهِ : ” لَا غُولَ ” ، نَفْيُ وُجُودِهَا ، بَلْ نَفْيُ مَا زَعَمَتْ الْعَرَبُ مِمَّا لَمْ يَثْبُتْ مِنْ الشَّرْعِ
“Saya katakan: hal ini sebagaimana dinyatakan Imam al-Jazariy bahwa tidak ada keraguan bahwa yang dimaksud dalam hadits ini: “tidak ada ghul” bukan menafikan keberadaannya, namun membatalkan persangkaan-persangkaan orang-orang arab yang tidak ditetapkan syari’at (bertentangan dengan islam).”
Maka tidak ada roh gentayangan, semua manusia yang wafat akan kembali kepada Allâh (tidak ditemukan informasi dalil-dalil yang menyatakan roh bisa bergentayangan):
Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. al-Sajdah [32]: 11), Lihat pula QS. Fushshilat [41]: 30, QS. Al-Fajr [89]: 27-30, QS. Al-An’âm [6]: 93, QS. Al-Mu’minûn [23]: 99-100.(http://irfanabunaveed.wordpress.com/2013/01/09/benarkah-cerita-tentang-roh-gentayangan-meluruskan-khurafat-di-masyarakat/).Wallaahu a’lam bi al-shawaab
0 Response to "Apakah roh orang mati itu bisa gentayangan dan mengganggu manusia?"
Post a Comment